Halaman

Selamat Datang Di Space Muslim,.. Jangan Lupa Tinggalkan Pesan Ya...

cerita dan ilmu

Jumat, 30 November 2012

Adab Penuntut Ilmu


ADAB PENUNTUT ILMU 
Menuntut ilmu adalah satu keharusan bagi kita  kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang
menunjukkan keutamaan ilmu, para penuntut ilmu dan yang mengajarkannya.
Adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita ketahui agar ilmu yang kita tuntut berfaidah
bagi kita dan orang yang ada di sekitar kita sangatlah banyak. Adab-adab tersebut di antaranya
adalah:
1. Ikhlas karena Allah  
Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah kerena Allah dan untuk negeri akhirat.

Apabila seseorang menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan gelar agar bisa mendapatkan
kedudukan yang tinggi atau ingin menjadi orang  yang terpandang atau niat yang sejenisnya,
maka Rasulullah telah memberi peringatan tentang hal ini dalam sabdanya  :
"Barangsiapa yang menuntut ilmu yang pelajari hanya  karena Allah I  sedang ia tidak
menuntutnya kecuali untuk mendapatkan mata-benda dunia, ia tidak akan mendapatkan bau
sorga pada hari kiamat".( HR: Ahmad, Abu,Daud dan Ibnu Majah).


Tetapi kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya ingin mendapatkan syahadah (MA
atau Doktor, misalnya ) bukan karena ingin mendapatkan dunia, tetapi  karena sudah menjadi
peraturan yang tidak tertulis kalau seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, segala
ucapannya menjadi lebih didengarkan orang dalam menyampaikan ilmu atau dalam mengajar.
Niat ini - insya Allah - termasuk niat yang benar.



2.Untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain. 
Semua manusia pada mulanya adalah bodoh.  Kita berniat untuk meng-hilangkan
kebodohan dari diri kita, setelah kita menjadi orang yang memiliki ilmu kita harus
mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilang  kebodohan dari diri mereka, dan tentu
saja mengajarkan kepada orang lain itu dengan berbagai cara agar orang lain dapat mengambil
faidah dari ilmu kita.
Apakah disyaratkan untuk memberi manfaat pada orang lain itu kita duduk dimasjid dan
mengadakan satu pengajian ataukah kita memberi mamfa'at pada orang lain dengan ilmu itu
pada setiap saat? Jawaban yang benar adalah yang kedua; karena Rasulullah bersabda :
"Sampaikanlah dariku walupun cuma satu ayat (HR: Bukhari)
Imam Ahmad berkata: Ilmu itu tidak ada  bandingannya apabila niatnya benar. Para muridnya
bertanya: Bagaimanakah yang demikian itu? Beliau menjawab: ia berniat menghilangkan
kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.

3. Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at. 
Sudah menjadi keharusan bagi para penuntut ilmu berniat dalam menuntut ilmu untuk membela
syari'at. Karena kedudukan syari'at sama  dengan pedang kalau tidak  ada seseorang yang
menggunakannya ia tidak berarti apa-apa. Penuntut ilmu harus membela agamanya dari hal-hal
yang menyimpang dari agama (bid'ah), sebagaimana tuntunan yang diajarkan Rasulullah saw.
Hal ini tidak ada yang bisa melakukannya kecuali orang yang memiliki ilmu yang benar, sesuai
petunjuk Al-Qur'an dan As-Sunnah.

4. Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat. 
Apabila ada perbedaan pendapat,  hendaknya penuntut ilmu menerima perbedaan itu dengan
lapang dada selama perbedaan itu pada persoalaan ijtihad, bukan persoalaan aqidah, karena
persoalaan aqidah adalah masalah yang tidak ada perbedaan pendapat di kalangan salaf.
Berbeda dalam masalah ijtihad, perbedaan pendapat telah ada sejak zaman shahabat, bahkan
pada masa Rasulullah saw masih  hidup. Karena itu  jangan sampai kita menghina atau
menjelekkan orang lain yang kebetulan berbeda pandapat dengan kita.

5. Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan. 
Termasuk adab yang tepenting bagi para penuntut ilmu adalah mengamalkan ilmu yang telah
diperoleh, karena amal adalah  buah dari ilmu, baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun
muamalah. Karena orang yang telah memiliki ilmu  adalah seperti orang memiliki senjata. Ilmu
atau senjata (pedang) tidak akan ada gunanya kecuali diamalkan (digunakan).

6. Menghormati para ulama dan memuliakan mereka. 
Penuntut ilmu harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang terjadi di
kalangan ulama. Jangan sampai ia mengumpat atau mencela ulama yang kebetulan keliru di
dalam memutuskan suatu masalah. Mengumpat orang biasa saja sudah termasuk dosa besar,
apalagi kalau orang itu adalah seorang ulama.

7. Mencari kebenaran dan sabar
Termasuk adab yang paling penting bagi kita  sebagai seorang penuntut ilmu adalah mencari
kebenaran dari ilmu yang telah didapatkan. Mencari kebenaran dari berita berita yang sampai
kepada kita yang menjadi sumber hukum. Ketika  sampai kepada kita  sebuah hadits misalnya,
kita harus meneliti lebih dahulu tentang keshahihan hadits tersebut. Kalau sudah kita temukan
bukti bahwa hadits itu adalah shahih, kita berusaha lagi mencari makna (pengertian ) dari hadits
tersebut. Dalam mencari kebenaran ini kita harus sabar, jangan tergesa-gasa, jangan cepat
merasa bosan atau keluh kesah. Jangan sampai  kita mempelajari satu pelajaran setengahsetengah, belajar satu kitab sebentar lalu ganti lagi dengan kitab yang lain. Kalau seperti itu kita
tidak akan mendapatkan apa dari yang kita tuntut.
Di samping itu, mencari kebenaran dalam ilmu sangat penting karena sesungguhnya
pembawa berita terkadang punya maksud yang tidak benar, atau barangkali dia tidak bermaksud
jahat namun dia keliru dalam memahami sebuah dalil.Wallahu 'Alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar